PresUniv was a dream and God makes it happen (Part 2)
Hallo guys.....
Jumpa lagi di nitnit talks. Kali ini aku bakal lanjutin cerita "PresUniv was a dream and God makes it happen" (Part 2).
Kita mulai ya,
Pada saat mendengar berita itu aku pulang kerumah
dan aku mulai menceritakan ke orangtuaku apa yang aku rasakan dan apa yang
terjadi. Orangtuaku mendukung ku untuk mengikuti test Beasiswa dari PresUniv tersebut.
Keesokannya aku berangkat ke sekolah dan siap mendaftarkan diri untuk mengikuti
test Beasiswa PresUniv. Sesampainya di ruang pendaftaran aku melihat teman-teman
ku banyak yang berbalik arah ke kelas dan tidak jadi mendaftar, saat berpapasan di tengah
jalan aku bertanya kepada salah satu temanku tentang apa yang terjadi.
Ternyata
test Beasiswa yang diadakan PresUniv menggunakan bahasa inggris, tiba-tiba aku
lemas dan mengurungkan niat untuk mendaftar karena dari semua mata pelajaran
yang ada, aku sangat lemah di bahasa inggris, terlepas dari aku adalah salah satu
JUARA UMUM di sekolahku tetapi kalau sudah berhadapan dengan bahasa inggris
nyaliku menciut.
Saat jam kelas
kosong aku langsung menelfon orangtuaku dan meceritakan apa yang terjadi,
tetapi pada saat itu orangtuaku menyuruh untuk tetap mendaftarkan diri dan melawan
semua ketakutanku. Setelah telfon mati aku mulai menarik nafas dan berdoa
kepada Tuhan. Aku mulai berjalan ku ruang pendaftaran dan akhirnya aku
mendaftarkan diri.
Setelah hari itu
aku mulai banyak membahas soal-soal bahasa inggris, mulai membaca buku-buku
yang menggunakan bahasa inggris dan pada intinya aku menyiapkan diri untuk test
Beasiswa tersebut. Akhirnya datanglah hari untuk melakukan test Beasiswa dan
aku sudah membekali diri dan percaya bahwa semua akan baik-baik saja, orangtuaku pun
tidak lupa untuk mendukung dan mendoakanku. Aku keluar dari ruang test tersebut
dan berharap mendapat hasil yang terbaik.
Tiga sampai empat
minggu menunggu akhirnya hasil dari test Beasiswa pun keluar. Ketika melihat pengumuman
aku sendiri tak menyangka bisa mendapat beasiswa 70%. Aku langsung pulang dan
menyampaikan kabar baik itu kepada orangtuaku. Orangtuaku menyambut kabar ini
penuh dengan sukacita dan mereka bilang aku harus tetap semangat.
Beberapa bulan
kemudian keluar jugalah pengumuman SNMPTN dan hasilnya aku TIDAK di TERIMA di
salah satu universitas yang terletak di malang tersebut. Pada saat itu aku
tidak terlalu ambil pusing karna keinginan ku untuk masuk ke PresUniv jauh lebih
besar.
Tibalah untuk
membayar biaya kuliah, asrama, orientasi, dsb. Dan tiba-tiba mamaku bilang “kita
lagi gak punya uang kak”, kata-kata itu seperti merubuhkan semua mimpi ku
karena batas pembayaran semua biaya tinggal 1 minggu lagi. Tapi pada saat itu
aku bilang ke mamaku “ma, kalau Tuhan izinkan aku kuliah di sana pasti Tuhan
yang bakal sediakan biayanya.” Setelah itu aku langsung ke kamar dan meratapi
nasip. Ternyata aku baru diberitahu tahun lalu saat aku mau masuk kuliah, orangtuaku
lagi ditipu bisnisnya sama rekan bisnisnya sendiri.
Tapi 2 hari sebelum
batas pembayaran Tuhan tunjukkan mujizatnya, Hasil panen orangtuaku mendapat
harga yang mahal dan mampu untuk membayar uang kuliah pertama, asrama, dsb.
Jadi, untuk kuliah di PresUniv merupakan suatu perjalanan yang panjang untukku,
banyak proses yang aku jalanin sebelum sampai di PresUniv adalah perjalanan yang lumayan panjang dan saat ini berkat kemurahan Tuhan aku lagi
menjalani semester 7.
"Tak ada mimpi dan harapan yang terlalu besar bagi orang yang memiliki IMAN, DOA, & PENGHARAPAN" - nitnit
Komentar
Posting Komentar